29 November 2012

KOMPAS.com: Puisi Baequni Mohammad Haririe

KOMPAS.com
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Puisi Baequni Mohammad Haririe
Nov 29th 2012, 14:11

Puisi Baequni Mohammad Haririe

Kamis, 29 November 2012 | 21:10 WIB

Dibaca:

Warga Palestina mengungsi mencari tempat aman akibat Perang Arab-Israel I (1948). Usai perang ini, sedikitnya 750.000 bangsa Palestina terusir dari tanahnya dan menjadi pengungsi.

PALESTINA
 
Palestina,
Tak bisa kuciptakan sajak indah untukmu
Kalaupun bisa, hanya melahirkan baris perih bergemuruh
Kata-katamu tak bisa kuburu, ia lari secepat peluru
Begitupun dengan syairmu, serasa lemparan batu
Yang mengenai kening dan memecahkan kepalaku
 
Palestina,
Tak bisa kunyenyakkan tidurmu dengan satu cerita
Kalaupun bisa, mungkin dongeng tentang darah
Yang masih menempel di reruntuhan tembok rumah
Atau tentang ledak tangis seorang bocah
Yang kehilangan kaki dan tangannya
Ketika sedang menyanyikan lagu duka
 
Palestina,
Tak bisa kukalungkan lehermu hanya dengan medali
Kalaupun bisa, kugantikan dengan kain kafanmu sendiri
Atau dengan sorban yang dipenuhi bercak-rintih
Membaluti sekujur tubuh-tubuh yang mati
Menggeletak di tengah jalan tertembus mimpi
 
Palestina,
Tak bisa kukenali dirimu seluruhnya
Kalaupun bisa, yang kutahu seraut wajah
Yang ditandu kerumunan pemuda dan orang tua
Atau seorang balita yang bersimbah luka
Atau seorang perempuan yang secara tak sengaja
Menangisi anaknya di antara tumpukan jenazah
 
Palestina,
Tak bisa kubuatkan rumah dari jengkal tanah bebatuanmu
Kalaupun bisa, kerikilnya sudah kuhabiskan melawan serdadu
Atau kusimpan siang dan malam satu persatu
Untuk dilontarkan dan disebarkan sepanjang waktu
Mengusir para penembak dan para pembunuh itu
 
Palestina,
Tak bisa kurakitkan pelontar batu sebagai senjata
Kalaupun bisa, mungkin hanya sebatas larik-larik doa
Yang setiap hari kuhempaskan membabi-buta
Meloncat dan melampaui khatulistiwa
Hingga menggerimisi tempatmu yang antah-brantah
 
Palestina,
Tak bisa kuberangkatkan para syuhada dari sini
Kalaupun bisa, mungkin hanya sebatas teriakan peduli
Atau aku ikut-ikutan berdemonstrasi di tanah kami sendiri
Atau menenteng kardus keliling kesana-kemari
Mengais receh dan lembaran dari orang-orang yang menepi
Demi memperkenalkan solidaritas di negeri ini
Agar tidak dikatakan buta dan tuli
 
Palestina,
Tak bisa kukirimkan juga sepasukan syuhada ke perangmu
Kalaupun bisa, mungkin hanya nisan-nisan batu
Yang telah tertulis seluruh nama pahlawanmu
Dengan doa-doa pengganti dan penerusmu
Atau, kusertakan juga sisa-sisa batinku
Yang mungkin bisa kau jadikan pelipur ampuh
Untuk mengenang yang gugur menjelang subuh
 
Palestina,
Aku sayang padamu

Jakarta, 2010
(diambil dari antologi puisi SURAT UNTUK TUHAN, karya Baequni Mohammad Haririe)


BAEQUNI MOHAMMAD HARIRIE
Khidmah dan berkegiatan di Komunitas Seniman Santri (KSS). Sampai sekarang suka menulis puisi, cerpen, novel dan juga gemar melukis. Saat ini domisili di Cirebon.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.