BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Tewasnya petinju muda asal Lampung, Tubagus Setia Sakti (17) di atas ring, memperburuk citra tinju di daerah. Organisasi dan sasana tinju kian kesulitan mencari bibit petinju muda di daerah.
"Peminat di Lampung kini sangat menurun. Apalagi, dengan adanya kasus itu. Imej tinju jadi kurang baik. Orangtua jadi takut memasukkan anaknya berlatih," ujar Piter Semuel Heri (33), pelatih tinju amatir yang juga pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, Kamis (31/1/2013).
Ia menambahkan, publik di daerah sulit membedakan mana tinju pro dan amatir. Kematian Tubagus memberikan citra buruk, tingginya risiko bertinju.
"Padahal di tinju amatir, situasinya berbeda. Keselamatan dan kehati-hatian diperhatikan sangat. Contohnya, jika petinju tidak merespons usai menerima pukulan tujuh kali berturut-turut, wasit bisa menghentikan demi keselamatan," kata mantan atlet SEA Games ini.
Sekretaris Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Lampung, Abdul Gani Siregar, membenarkan, minat tinju di Lampung beberapa tahun terakhir ini menurun. Sejumlah sasana dan pengurus cabang Pertina di sejumlah daerah di Lampung, bubar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.