JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan konflik sepak bola Indonesia. Menurutnya, jika terbukti Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) salah maka pemerintah akan mengatur ulang sepak bola nasional.
Pernyataan itu diungkapkan Roy usai melakukan pertemuan dengan Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie sebagai langkah pemerintah untuk menyelesaikan konflik sepak bola Indonesia.
Telah menjadi rahasia umum bahwa pengusaha besar Indonesia tersebut merupakan sosok sentral di balik kisruh PSSI dan KPSI. Roy mengatakan, dari pengamatan pemerintah dan juga pertemuan empat mata dengan Arifin dan Nirwan, setiap pihak memiliki penjelasan masing-masing. Meski begitu, mantan anggota Komisi I DPR RI itu menyatakan akan terus mencari jalan untuk menyelesaikan konflik sepak bola Indonesia.
"Kalau ditimbang semua ada benarnya, semua juga ada salahnya. Tetapi kami tidak mungkin berat ke salah satu. Kalau dua-duanya salah, ya harus direset dua-duanya," kata Roy di Jakarta, Rabu (30/1/2013).
Roy menjelaskan, untuk melakukan hal tersebut salah satu caranya adalah bertemu dengan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang diinstruksikan FIFA membantu proses penyelesaian sepak bola Tanah Air. Pemerintah, kata dia, sudah menyiapkan tim untuk bertemu dengan AFC dan FIFA untuk melakukan tindakan.
"Jadi, yang akan melakukan atau akan membentuk, katakanlah, komite normalisasi itu adalah FIFA sendiri tetapi dengan diikuti oleh pemerintah Indonesia. Itu akan dilakukan sebelum 14-15 Februari mendatang," ungkap Roy.
"Ini langkah konkret, tepat, Insya Allah terukur. Mungkin mengecewakan beberapa orang yang mengingkan 'kok tidak segera dibubarkan', ya saya tidak mungkin membubarkan PSSI. Jelas karena merupakan intervensi. Tapi, saya juga belum bisa membubarkan KPSI kalau belum terbukti mereka melakukan tindakan yang salah termasuk mengenai persoalan gaji pemain," bebernya kemudian.
Roy menambahkan, pemerintah akan selalu melibatkan masyarakat untuk mengatasi persoalan yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini. Menurutnya, meskipun dari pertemuan dengan AFC dan FIFA tersebut, terbentuk Komite Normalisasi, maka pemerintah akan mengambil langkah yang jelas dalam konflik tersebut.
"Kalau tidak bisa dipilih salah satu dari tokoh ini, ya sudah dua-duanya tidak akan dipilih. Tetapi, atas restu dari FIFA atau AFC kita ambil tokoh yang lain agar persoalan itu menjadi clear dengan penentu atau penerus sepak bola Indonesia," tegas Menpora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.