01 Februari 2013

KOMPAS.com: Seniman Lombok Gerah "Dangdut Porno"

KOMPAS.com
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Seniman Lombok Gerah "Dangdut Porno"
Jan 31st 2013, 17:36

MATARAM, KOMPAS.com--Seniman di Lombok meminta Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Nusa Tenggara Barat menggelar dialog seni untuk membahas maraknya lagu dangdut Sasak berlirik porno dan melecehkan kaum perempuan.

H Ramiun, salah seorang seniman Lombok di Mataram, Kamis, mengatakan pihaknya meminta KPID untuk mengundang para seniman terutama para pencipta lagu, tokoh agama, tokoh masyarakat dan praktisi, akademisi dan praktisi penyiaran.

Ia mengatakan, fenomena yang berkembang saat ini, lagu-lagu dangdut baik yang berbahasa Sasak (nama etnis di Lombok) maupun berbahasa Indonesia cukup mengganggu para pendengar radio dan pemirsa televisi.

Kegalauan sebagian masyarakat sehubungan dengan maraknya lagu dangdut berlirik porno dan tidak mendidik itu tercermin dari banyaknya pengaduan yang disampaikan masyarakat ke KPID sebagai lembaga independen yang menjalankan fungsi pengawasan terhadap isi siaran radio dan televisi.

"Melalui dialog itu para pemirsa yang diwakili seniman, budayawan, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat bisa menyuarakan aspirasi mereka terutama berkaitan dengan hiburan yang sehat, khususnya musik agar tidak mengedepankan hal-hal porno dan merendahkan martabat perempuan," katanya.

Ramiun, seniman Lombok yang juga Kepala Seksi Lingkungan Budaya dan Tradisi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, mengatakan para seniman sebenarnya tetap bisa berkreasi dan menghasilkan karya seni bermutu tanpa harus mengeksploitasi hal-hal  porno dalam lirik lagu.

"Saya yakin dengan cara ini para seniman pencipta lagu tidak harus mengekploitasi hal-hal yang berbau porno dan melecehkan martabat perempuan dalam lirik lagu yang mereka ciptakan," kata seniman yang juga Ketua Sanggar Kesenian Purnamaria Mataram.

Sejumlah lagu dangdut Sasak yang berlirik porno itu antara lain  berjudul "Bisok botol" (mencuci botol), "Endek kembe-kembe", (tidak apa-apa) , "Bebalu melet besimbut" (janda ingin berselimut). Lirik lagu tersebut sarat dengan hal-hal yang berbau porno dan tidak mendidik.

"Kalau dicermati di dalam  lagu berjudul 'Ndek kembe-kembe terdapat lirik yang tidak mendidik dan sering menimbulkan pertanyaan anak-anak, terutama pada lirik yang menyatakan 'Inak lek bawak, amak lek atas (ibu di bawah bapak di atas)," katanya.

Selain itu, katanya, ada juga lagu pop Sasak berjudul "Bebalu bais" (janda bau). Lirik lagu ini melecehkan martabat kaum perempuan, kendati isi lagu itu berisi guyonan.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.