JAKARTA, KOMPAS.com - Mengusung semboyan Jakarta Baru, pasangan Gubernur DKI Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, menerapkan pola kerja baru. Mereka lebih rajin mendekati warga dan membuka transparansi program kerja pemerintah.
Akan tetapi, tidak semua aparat pemerintah dapat mengikuti pola kerja seperti ini.
"Saya selalu menyampaikan, agar kerja untuk masyarakat bersama-sama. Mari ikut manajemen organisasi yang terus kami benahi. Tetapi memang ada yang sudah mengerti, ada yang belum nyambung, dan ada yang ogah-ogahan kerja," kata Jokowi.
Gubernur mengingatkan kepada mereka yang tidak ikut manajemen pemerintaan yang baru, akan menerima konsekuensi dari sikapnya. Ketika ditanya apa konsekuensi yang dimaksud, Jokowi mengatakan ,"Gampang kalau saya," katanya.
Dia tidak menjelaskan maksud kalimat itu. Namun ketika wartawan menanyakan apakah yang dimaksud adalah penggantian pejabat atau mutasi kerja, dia hanya melempar senyum. "Saya tidak ngomong lho ya," tuturnya.
Jokowi mendengar ada pejabat Dinas Perumahan DKI yang mempersulit warga menghuni rumah susun di Marunda, Jakarta Utara. Pejabat yang dimaksud tidak memberi informasi yang sebenarnya, terkait ketersediaan tempat di rusun.
"Informasi yang saya terima, katanya di sana sudah tidak ada tempat. Padahal setelah saya cek, ternyata masih ada tempat separoh. Artinya kan masyarakat tidak terlayani," jar Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.