BONE, KOMPAS.com -- Setelah empat hari kandas di tengah laut sejauh satu mil dari Pelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, KM Dharma akhirnya ditarik kembali ke Pelabuhan Bajoe dengan menggunakan kapal feri, Selasa (29/01/20130.
Saat dievakuasi, kapal kandas ini terus mengarah ke kiri lantaran satu daun baling-baling kapal di bagian kanannya robek dan spelling atau daun kemudi kapal bengkok. Karenanya, kapal harus ditarik pelan-pelan agar bisa kembali ke pelabuhan.
Sementara itu, pihak Pelabuhan Bajoe yang dikonfirmasi terkait dengan musibah ini memastikan akan melaporkan lima nahkoda kapal beserta kru Kapal KM Dharma Katika I ke Mahkamah Pelayaran. Sikap tegas Unit Kantor Penyelenggara Pelabuhan yang dikenal dengan Syahbandar ini berdasarkan hasil pemeriksaan lima ABK kapal.
"Kapal menyimpang dari jalur pelayaran yang harus dilalui hingga setengah mil. Adapun kata menghindari kapal nelayan, hanya kilah pihak kapal saja," terang Andi Abbas.
Ia menjelaskan, pelanggaran yang dilakukan nahkoda kapal dan krunya dapat berupa skorsing untuk tidak berlayar dalam kurun waktu tertentu hingga pencabutan ijazah pelayaran. Menurutnya, petugas jaga di atas kapal feri saat peristiwa itu terjadi, merupakan kelalaian dari nahkoda kapal. Sebab, jalur yang ditempuhnya merupakan kawasan larangan untuk dilintasi dan diberi tanda khusus karena daerah karang.
"Kami akan membuat laporan hasil pemeriksaan, tinggal mengumpulkan resume dan dokumen kelautan para nahkoda. Berkas itu nantinya akan diserahkan ke Direktorat Kesatuan Laut dan Pantai, kemudian diteruskan ke Mahkamah Pelayaran," terang Abbas kepada sejumlah wartawan.
Sebagaiman diberitakan sebelumnya, kapal feri yang berlayar dari Pelabuhan Bajoe menuju Kolaka, Sulawesi Tenggara ini kandas di tengah laut dan membuat panik ratusan penumpang hingga harus dievakuasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.