29 Januari 2013

KOMPAS.com: Jokowi: Orientasi Pemerintah adalah Pelayanan

KOMPAS.com
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Jokowi: Orientasi Pemerintah adalah Pelayanan
Jan 29th 2013, 11:21

Jokowi: Orientasi Pemerintah adalah PelayananKurnia Sari Aziza Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto (menggunakan safari) dengan didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (menggunakan baju betawi). Mereka bertemu di Kantor Kementerian PU untuk membahas proyek enam ruas jalan tol dalam kota, di Jakarta, Rabu (9/1/2012).

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masih menimbang untuk memutuskan proyek enam ruas tol dalam kota.

Dalam memutuskan proyek itu,  Jokowi menegaskan, tidak berorientasi terhadap pendapatan daerah.

"Orientasi kita bukan pendapatan daerah, enggak pernah saya menyampaikan itu. Orientasi pemerintah itu pelayanan. Pemerintah itu bukan cari untung tapi melayani," kata Jokowi, di Balai Kota Jakarta, Selasa (29/1/2013).

Jokowi menjelaskan dia tak ingin keenam jalan tol baru itu hanya memberikan keuntungan bagi pemiliknya namun mengabaikan fungsi pelayanan untuk rakyat.

"Selain karena ini milik konsorsium dan memberikan keuntungan ke konsorsium. Tapi yang penting melayani masyarakat apa enggak," kata Jokowi.

Sehingga, hingga saat ini Jokowi belum dapat memutuskan kelanjutan pembangunan keenam ruas jalan tol itu karena masing-masing pihak sama-sama memperjuangkan keinginan mereka masing-masing.

Sementara itu para pakar dan pengamt transportasi tetap menolak rencana pembangunan enam ruas tol. Sementara, PT Jakarta Tollroad Development (PT JTD) sebagai investor bersikukuh untuk membangun proyek tersebut.

"Kalau sudah nyambung baru diputuskan. Tapi kalau sampai sekarang belum nyambung ya mau bagaimana?," kata Jokowi.

Awalnya Jokowi secara tegas menolak pembangunan enam ruas jalan tol ini dengan alasan pembangunan tol tidak akan menyelesaikan persoalan kemacetan Ibu Kota.

Menurutnya, yang harus dilakukan adalah penambahan alat transportasi massal di Jakarta, bukan menambah jalan yang menjadi 'karpet merah' bagi pemilik kendaraan pribadi.

Namun, ketegasan Jokowi itu berubah usai bertemu Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Dia menyetujui pembangunan enam ruas jalan tol sebagai cara untuk mengurai kemacetan.

Setelah menggelar public hearing pertama kalinya, bersama para pakar, Jokowi kembali mempertimbangkan proyek tol senilai Rp 42 triliun.

Proyek enam ruas tol dalam kota ini dibagi menjadi empat tahap dan direncanakan selesai pada tahun 2022. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.

Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.

Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Serta terakhir yaitu, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.

Total panjang ruas enam tol dalam kota adalah sepanjang 69,77 kilometer. Jika sudah selesai, keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad Development, tapi  dengan tarif terpisah.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.