JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kampung Baru, Muara Angke, Jakarta Utara, berunjuk rasa menolak penggusuran, Senin (29/10/2012). Mereka berharap proyek pembangunan dihentikan, sampai ada kesepakatan dengan warga.
Massa yang didominasi ibu dan anak-anak, mendatangi Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan di Jalan Dermaga Muara Angke. Mereka meminta penggusuran dan pengurukan lahan dihentikana.
Massa didampingi Jaringan Rakyat Miskin Kota dan Urban Poor Consortium (UPC) mendatangi kantor itu. Menurut pendamping dari UPC, Gugun Muhammad, 63 rumah dibongkar aparat UPT Minggu kemarin. "Warga terpaksa terima uang ganti rugi karena tak ada pilihan lagi, terima tak terima tetap akan dibongkar," ujarnya.
Akan tetapi, sebagian warga menyatakan menerima relokasi. Fadil, wakil warga yang menerima mengatakan, mayoritas warga sepakat pindah dan mendukung penambahan kapasitas pasar grosir dari 800 lapak menjadi 2.000 lapak. Perluasan itu secara langsung akan berdampak pada ekonomi warga yang selama ini bergantung dari pasar tersebut.
"Kami sadar ini lahan milik negara dan selama ini kami hidup di sini. Kami sudah beberapa kali pindah. Mayoritas menerima uang ganti rugi Rp 750.000 per pintu," kata Fadil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.