KUDUS, KOMPAS.com - Balai Pengelola Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana memetakan sawah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang menjadi langganan banjir tahunan menjelang musim hujan. Dari lebih kurang 25.000 hektar di Kudus, sawah yang selalu terancam dan tergenang banjir seluas 2.598 hektar.
Kepala Balai Pengelola Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana (BPSDA Seluna) ,Noviyanto, Selasa (30/10/2012), mengatakan, areal persawahan itu berada di Kecamatan Undaan, Jati, Kaliwungu, Mejobo, dan Jekulo. Area persawahan terluas yang kerap kebanjiran ada di Kecamatan Undaan, Mejobo, dan Jekulo.
Di Undaan, sawah yang langganan banjir seluas 1.008 hektar berada di 12 desa, di Mejobo seluas 530 hektar di tujuh desa, dan di Jekulo seluas 520 hektar di tujuh desa. Wilayah itu merupakan daerah aliran Sungai Juwana.
"Banjir di kawasan-kawasan itu tidak dapat dihindari, karena elevasinya kurang dari enam meter di atas permukaan laut. Daerah-daerah itu un dialiri sungai-sungai besar yang berhulu di Pegunungan Muria dan Kendeng Utara," kata Noviyanto.
Menurut Noviyanto, potensi banjir pada akhir tahun ini dan awal tahun depan diperkirakan tidak begitu besar. Hal itu merujuk pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng, yang memperkirakan curah hujan normal hingga Februari, dan normalisasi sejumlah sungai yang telah dilakukan secara bertahap.
"Masalah yang kami khawatirkan adalah hujan yang terjadi secara bersamaan di daerah hulu yaitu Pegunungan Kendeng Utara dan Muria. Hujan tersebut dapat menyebabkan banjir di daerah-daerah persawahan itu," kata Noviyanto.
Noviyanto menambahkan, BPSDA Seluna juga telah memantau sejumlah tanggul-tanggul sungai yang retak dan berpotensi jebol. Tanggul-tanggul itu telah diperkuat, dan telah disediakan 44.500 karung untuk mengantisipasi tanggul retak dan jebol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.