31 Oktober 2012

KOMPAS.com: Pelajaran Agama Tak Memuaskan, Jadi Awal Radikalisme

KOMPAS.com
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Pelajaran Agama Tak Memuaskan, Jadi Awal Radikalisme
Oct 30th 2012, 17:34

Pelajaran Agama Tak Memuaskan, Jadi Awal Radikalisme

Penulis : Alfiyyatur Rohmah | Rabu, 31 Oktober 2012 | 00:29 WIB

KOMPAS IMAGES/ANDREAN KRISTIANTOPetugas Gegana Mabes Polri melakukan penyisiran terkait penggerebekan rumah terduga teroris oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror di Jalan Palmerah Barat 2, RT 03 RW 09, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (27/10/2012). Penggerebekan tersebut merupakan rangkaian dari hasil penangkapan terduga teroris di Madiun. Sebanyak tiga orang diamankan oleh Densus 88 Anti Teror.

JAKARTA, KOMPAS.com - Terduga teroris yang duduk bangku sekolah kemungkinan kurang puas dengan materi pelajaran agama yang diperolehnya di sekolah. Sehingga, untuk memuaskan diri, maka mereka mencoba mencari tambahan pengetahuan di luar sekolah.

"Pendidikan agama disekolah mungkin tidak memuaskan secara intelektual. Jadi kalau ada tawaran yang lebih memuaskan, mereka akan cari tahu di luar sekolah," kata Abduhzen, Pengamat Pendidikan Universitas Paramadina kepada Kompas.com, Selasa (30/10/2012).

Abduhzen menambahkan, hasrat intelektual mengenai agama yang terus meningkat membuat siswa mencari sumber lain yang terkadang malah memberikan ajaran yang salah.

Selain itu, menurut beberapa penelitian, perkumpulan agama di sekolah tak bisa dipungkiri terkadang menyiratkan ajaran radikal yang bisa menyeret para siswa ke dalam pemikiran yang menjurus pada tindakan terorisme.

Menurut Abduhzen, peningkatan mutu pelajaran agama di sekolah dapat mencegah rekrutmen teroris pada tingkatan sekolah.

Kasus terorisme yang melibatkan anak muda, terlebih mereka yang duduk di bangku sekolah memang sangat memprihatinkan.

Tidak hanya pelajaran agama, kata Abduszen, lingkungan tempat tinggal juga bisa mempengaruhi  dan memberikan sumbangsih pergeseran sosial kepada siswa. Untuk itu, peran keluarga dan masyarakat  bisa mencegah berkembangnya terorisme di kalangan siswa sekolah.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang terduga teroris, Davit Ashari (19), yang ditangkap di Palmerah, Sabtu (27/10/2012), tercatat sebagai pelajar di Sekolah Pelayaran Menengah (SPM) Tri Arga 1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Davit terdaftar sebagai siswa kelas tiga sekolah tersebut. Davit ditangkap Densus 88 di kediamannya di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat bersama kakak kandungnya, Herman.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.