ATHENA, KOMPAS.com — Seorang jurnalis Yunani, Kostas Vaxevanis, ditahan karena memublikasikan lebih dari 2.000 nama warga Yunani yang memiliki rekening di berbagai bank Swiss. Kostas ditahan karena dianggap melanggar privasi orang lain.
Pengadilan memberi Kostas waktu tiga hari untuk "melawan" tuduhan itu pada 1 November mendatang. Jika terbukti bersalah, maka Kostas bisa mendekam selama satu tahun di penjara dan membayar denda 30.000 euro atau lebih dari Rp 371 juta.
Mengenai tuduhan ini, Kostas bersikukuh, daftar nama yang berisi nama-nama pebisnis, politisi; tak ketinggalan para ibu rumah tangga, penata kecantikan, dan para penjual produk; tiga tahun lalu diberikan kepada Pemerintah Yunani oleh Menteri Keuangan Perancis saat itu, Christian Lagarde.
Tujuan pemberian daftar nama itu, lanjut Kostas, adalah salah satu upaya untuk menghentikan praktik penipuan pajak.
"Namun, bukannya menangkap para tersangka penipuan pajak ini, pemerintah justru ingin memberangus kebenaran dan menekan kebebasan pers," ungkap Kostas.
Daftar itu dibocorkan oleh seorang pegawai HSBC di Swiss. Bank itu menyimpan sekitar 1,5 miliar euro atau sekitar 18,5 triliun milik para nasabah asal Yunani.
Pemerintah Perancis, Jerman, dan Italia sejak saat itu menggunakan daftar tersebut untuk mengejar para pengemplang pajak.
"Menjadi kaya bukan kejahatan," kata salah seorang kuasa hukum Kostas, Harris Economopoulos.
"Namun, jika rekan sebangsa Anda tengah menderita dalam beberapa tahun terakhir dan mereka menghadapi penghematan anggaran, maka hak mereka untuk mengetahui apa yang terjadi dengan daftar nama itu, dan apakah ada upaya politik untuk menutupinya," lanjut Harris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.