28 Mei 2013

KOMPAS.com: Uni Eropa Cabut Embargo Senjata untuk Oposisi Suriah

KOMPAS.com
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Uni Eropa Cabut Embargo Senjata untuk Oposisi Suriah
May 28th 2013, 00:39

Breaking News

Uni Eropa Cabut Embargo Senjata untuk Oposisi Suriah

Selasa, 28 Mei 2013 | 07:26 WIB

Dibaca:

Uni Eropa Cabut Embargo Senjata untuk Oposisi Suriah Suasana kamp pengungsi Atme di Provinsi Idlib, Suriah, yang terletak dekat perbatasan dengan Turki, Selasa (19/3/2013). Jumlah pengungsi akibat konflik berkepanjangan di Suriah terus bertambah karena belum tampak tanda-tanda perang saudara di negeri itu akan segera berakhir. AFP/BULENT KILIC

BRUSSELS, KOMPAS.com - Menteri luar negeri Uni Eropa sepakat tidak memperpanjang embargo senjata untuk kubu oposisi Suriah. Keputusan ini diambil setelah serangkaian pembicaraan panjang di Brussels, Belgia. Tapi, Uni Eropa masih terbelah soal kemungkinan pengiriman senjata pada kubu oposisi.

"Tidak ada keputusan segera untuk mengirim senjata bagi pemberontak Suriah, dan semua sanksi lain tetap berlaku," kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague melalui tweet, Senin (27/5/2013) waktu setempat. Sementara itu, paket sanksi untuk Pemerintah Bashar al-Assad akan berakhir pada 1 Juni 2013.

Inggris dan Perancis telah mendesak dilakukannya pengiriman senjata pada kubu yang mereka sebut sebagai lawan moderat untuk Presiden Assad. Pengiriman senjata itu menurut mereka akan mendorong Damaskus menuju solusi politik atas konflik internal yang sudah berjalan dua tahun terakhir.

Hague menyatakan menyambut baik hasil pembicaraan di Brussels. Menurut dia keputusan itu penting bagi Eropa, sebagai sinyal yang jelas bahwa rezim Assad harus serius bernegosiasi dan bahwa semua pilihan "telah ada di meja" bila Assad menolak.

Namun, negara lain masih menentang langkah pengiriman senjata untuk kubu oposisi Suriah. Langkah itu dinilai hanya akan memperburuk kekerasan yang telah merenggut tak kurang dari 80 ribu jiwa di Suriah.

"Negara-negara anggota (Uni Eropa) tidak akan melanjutkan tahap ini dengan pengiriman senjata, dan akan tetap tunduk pada larangan (pengiriman senjata) itu," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, kepada wartawan dalam konferensi pers. Dia mengatakan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa akan meninjau posisi ini sebelum 1 Agustus 2013, sembari memantau perkembangan terbaru termasuk dari upaya yang tengah berlangsung dari Amerika Serikat dan Rusia untuk mengakhiri konflik Suriah.

Embargo Uni Eropa, pertama kali diberlakukan pada Mei 2011, berlaku baik untuk kubu pemberontak maupun Pemerintah Suriah. Tapi pada Februari 2013, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa sepakat untuk memungkinkan setiap negara anggota Uni Eropa mengirimkan peralatan militer tak mematikan "untuk melindungi warga sipil" atau menghadapi kekuatan kubu oposisi. 

Editor :

Palupi Annisa Auliani

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.