AMBON, KOMPAS.com - Lima orang warga Kabupaten Seram Bagian Barat, yang mengalami luka tembak, menyusul pertikaian antarwarga Sepa dan Hualoi, dirujuk ke ke Rumah Sakit Umum Daerah dr M. Haulussy Ambon agar mendapat perawatab intensif.
Sebelumnya mereka hanya dirawat di Puskesmas setempat. Pemindahan itu atas rujukan Puskemas rawat jalan Kairatu, Seram Bagian Barat (SBB) karena kelima korban mengalami luka serius.
Kelima korban tersebut adalah Axel Eli (21), Rogel Penturi (26), Feldiopi Poseratu (22), Deky Sahetapy (22) dan Mike Sahetapy (21). Korban mengalami luka tembak dibagian paha, dada maupun leher.
Korban setelah tiba di ruangan gawat darurat RSUD dr M. Haulussy langsung ditangani para dokter dengan dukungan paramedis.
Sedangkan sedikitnya empat korban terluka lainnya sedang menjalani perawatan intensif di RSU Masohi, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah. Korban bernama Rivan Loasamba (15) dan Imran Kunio(18) terluka kena lemparan benda keras di bagian belakang kepala, M.Nurlessy (57) luka sabetan di kepala bagian kanan, dan Pius Sainyakit (31) luka sabetan di kepala, mulut, dan tangan.
Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Hasan Mukadar, mengatakan selain sembilan korban luka-luka berat, insiden tersebut menewaskan lima orang.
"Lima warga Sepa juga meninggal akibat insiden tersebut menyusul penghadangan oleh masyarakat Hualoi sekembalinya mereka dari Kamariang menyaksikan pelantikan raja (sapaan kepala desa di Maluku) karena diundang sebagai pela," tandas Mukadar.
Dia memastikan personil Brimob telah dikerahkan ke pulau Seram. "Pengamanan di sana didukung personil Yonif 512/Quratara Yudha Kodam V/Brawijaya yang sedang di Bawah Komando Operasi (BKO) ke Kodam XVI/ Pattimura.
"Aparat keamanan berusaha mengendalikan perbatasan tiga desa tersebut agar tidak terjadi pertikaian dengan akibat kemungkinan jatuh korban bertambah," tegas Mukadar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.