JAKARTA, KOMPAS.com - Frangky Paulus Siahaan (25) ditemukan tak bernyawa di tepi Kalimalang, depan Rumah Sakit Harum, Makasar, Jakarta Timur, Sabtu (29/12/2012) pagi. Penyebab kematian pria yang berprofesi sebagai sopir angkutan kota 23 Jurusan Lampiri-Pulogadung itu pun menuai misteri.
Sitorus (32), kakak ipar korban, mengaku terkejut atas tewasnya Frangky. Pasalnya, Jumat siang, adik iparnya tersebut diketahui sempat bercengkrama dengan keluarganya pascamerayakan natal di rumahnya di Kampung Rawagelam, RT 02 RW 06, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
"Pukul 19.00 WIB malamnya, katanya dia juga masih sempat main-main di dekat Lampiri situ. Di tempat dia biasa nongkrong sama temannya," ujar Sitorus saat ditemui wartawan di Mapolsek Makasar, Sabtu siang.
Sitorus melanjutkan, adik iparnya tersebut juga tidak terlibat masalah dengan pihak manapun. Bahkan, Frangky dikenal rajin beribadah meski ia sehari-hari sibuk menjadi sopir angkutan kota. Meski demikian, Sitorus dan pihak keluarga telah ikhlas atas kepergian Frangky yang diketahui masih lajang tersebut. Menurut pihak keluarga, mencari-cari penyebab kematian Frangky hanya akan membuat keluarga semakin berduka cita. Untuk itu lah, keluarga enggan mengautopsinya.
"Untuk apa diautopsi? Tidak ada penganiayaan. Kalau dikatakan dirampok juga tidak mungkin, karena tidak ada barang berharga yang hilang darinya," lanjutnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Makasar Komisaris Polisi Sutarjo menegaskan, pihaknya menghargai pilihan keluarga untuk tidak mengautopsi jasad Frangky. Meski demikian, ia akan tetap melakukan penyelidikan. "Kami sudah memintai keterangan keluarganya dan mereka justru meminta proses autopsi dihentikan. Tapi kami tetap akan melakukan penyelidikan dan penyidikan penyebab korban tenggelam," ujarnya.
Frangky Paulus Siahaan (25) ditemukan tewas, Sabtu pagi di tepi aliran Kalimalang, tepatnya di seberang Rumah Sakit Harum, Duren Sawit, Jakarta Timur. Jasadnya ditemukan oleh warga yang tengah melintas jalan di tepi kali tersebut. Anehnya, tidak ada saksi mata yang melihat tewasnya bungsu dari enam bersaudara tersebut.
Pada tubuh Frangky yang terbalut baju kerah warna kuning dan celana panjang cokelat, Polisi juga tak menemukan tanda penganiayaan, meski hidungnya mengeluarkan darah segar. Kini, Frangky masih disemayamkan di rumah duka. Esok, jasad pria malang tersebut direncanakan akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) wilayah Kecamatan Cakung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.