28 Maret 2013

KOMPAS.com: Pindang Ikan Patin Rasanya Warna-warni

KOMPAS.com
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Pindang Ikan Patin Rasanya Warna-warni
Mar 28th 2013, 01:23

Kompas.com/ Farid Assifa Pindang ikan patin baru saja disajikan oleh pramusaji warung Pak Raden di Jalan Brigjen Dany Effendi (Radial) 80, Kota Palembang.

PALEMBANG, KOMPAS.com -- Ketika mengunjungi Palembang, makanan khas daerah itu yang terpatri di benak kita pasti pempek. Padahal, selain pempek, ada makanan khas lainnya yang tak kalah enak, misalnya Pindang Ikan Patin.

Selain pempek, kami juga menawarkan makanan khas Palembang lainnya, ya seperti pindang ikan patin itu.

-- Johan

Makanan ini memiliki rasa campuran agak pedas, gurih dan sedikit asam. "Warna-warni". Rasa asam berasal dari buah nanas plus tomat kecil. Ditambah daun semanggi menjadikan pindang ikan patin harum sehingga memikat siapa pun yang menciumnya.

Daging ikan patin juga sangat empuk. Bumbu-bumbu dari kuah mudah meresap ke daging ikan patin sehingga ketika disantap, rasa pedas dan guring serta asamnya langsung terasa.

Lebih enak jika makanan ini disajikan dalam keadaan masih panas dengan nasi putih yang masih hangat. Apalagi jika ditambah kerupuk, makin terasa nikmat.

Pindang Ikan patin ini menjadi salah satu menu utama di warung Pak Raden, Jalan Brigjen Dhani Effendi (Radial) Nomor 80-83, Kota Palembang.

"Selain pempek, kami juga menawarkan makanan khas Palembang lainnya, ya seperti pindang ikan patin itu," kata Johan, pemilik warung Pak Raden, saat ditemui Kompas.com di warungnya, Selasa (26/3/2013) malam.

Untuk menikmati makanan khas Palembang ini, tidak mesti mengeluarkan uang banyak. Pindang ikan patin per porsi hanya Rp 17.500, belum termasuk nasi. Jika ditambah nasi putih maka harus bayar lagi Rp 4.000.

Pindang ikan patin ini menjadi salah satu alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Palembang dan bosan dengan pempek atau mereka yang memiliki masalah dengan cuka -- bumbu kuah pempek. Atau pula mereka yang memang lidahnya kurang pas dengan pempek.

"Di sini saya kurang cocok makan pempek. Saya lebih suka pindang ikan patin," kata Filemon, salah seorang pengunjung asal Jawa yang mampir di warung Pak Raden.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.